"Didit, saya berempati dengan apa yg Anda alami, sekaligus kagum karena penderitaan sudah membawa Anda menyelam demikian dalam ke dalam “kurikulum kehidupan”. Teruskan pertumbuhan mas Didit,karena itu satu2 nya alasan kenapa kita ada disini. Soal sakit, sulit,itu bagian dari pertumbuhan itu sendiri. Meminjam penemuan sejarawan agama terkemuka Karen Armstrong, di zaman keemasan dulu, sejumlah nabi dengan mudah melihat Tuhan (Abraham makan semeja dengan Tuhan, Musa bercakap2 dg Tuhan, Arjuna berdialog dengan Tuhan), tapi di zaman kapak ini, semua nabi dihaluskan dengan penderitaan (Mahatma Gandhi ditembak, Yesus disalib, Nelson Mandela dipenjara 27tahun). Untukitu, berterimakasihlah pada penderitaan karena Anda sedang dihaluskan. Bagus bila Anda bisa ikut meditasi bersama saya nanti. Lihat jadwal meditasi. w/ compassion"
1. Gw gak menyangka seorang luar biasa seperti Pak Gede Prama akan menanggapi secara personal akan kegelisahan gw
2. Gw gak menyangka akan mendapat respons "kagum" dari beliau
3. Gw mencoba memaknai pertumbuhan dan penghalusan dengan lebih dalam dan dalam lagi
4. Gw akan coba meditasi, semoga di akhir tahun ini gw berkesempatan untuk meditasi langsung dengan Pak Prama di Buleleng, Bali.
Langkah lainnya dari kurikulum kehidupan yang mulai terjawab sedikit demi sedikit...
Ya, karena itulah alasan kita ada disini.
Terima kasih atas pencerahannya Pak Gede Prama, saya sungguh belajar banyak melalui Anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar