09 Juni 2011

30 Seconds To Mars. The Kill.


What if I wanted to break
Laugh it all off in your face
What would you do?
What if I fell to the floor
Couldn't take this anymore
What would you do do do?

Come break me down
Bury me, bury me
I am finished with you!

What if I wanted to fight
Beg for the rest of my life
What would you do (do do)
You say you wanted more
What are you waiting for?
I'm not running from you
...

Come break me down
Bury me, bury me
I am finished with you

Look in my eyes
You're killing me, killing me
All I wanted was you
!!!

I tried to be someone else...
But nothing seemed to change
I know now this is who I really am inside
Finally found myself
Fighting for a chance
I know now this is who I really am

Ohhh haaaa
Ohhh hoooo
Ohhh haaaa

Come break me down
Bury me, bury me
I am finished with you you you

Look in my eyes
You're killing me, killing me
All I wanted was you

Come break me down
Break me down
Break me down

(You say you wanted more)
What if I wanted to break
(What are you waiting for)
(Bury me, bury me)
(I'm not running from you)
What if I, What if I
What if I, What if I
(Bury me, bury me)
==============================================

Setelah mendengarkan lagu "ATTACK" yang demikian emosional maknanya bagi gw *ehem*, tentu gw semakin tertarik mendengarkan lagu-lagu Mars yang lain. Jika 1 lagu Attack saja sudah membuat gw suka dengan Mars, lalu bagaimana dengan lagu-lagu lainnya? Apakah Mars ini hanya band tipikal one-hit wonder? Ternyata tidak dan single "THE KILL" ini telah membuat gw jatuh cinta pada Mars.

Peristiwa menarik tentang lagu ini di akhir tahun 2009: 1 botol besar Heineken, chatting secara acak dengan beberapa sahabat, dan lagu ini terus saya ulang-ulang selama kurang lebih 5 jam. Hasilnya, lagu THE KILL telah merasuki jiwa saya. Setelah mendengar Attack, gw hanyalah suka terhadap lagunya saja dan tidak lebih dari itu. Tetapi setelah mendengar THE KILL, gw menjadi jatuh cinta dengan Mars. Gw jatuh cinta dengan cara Mars menuliskan lirik dan kemudian menyematkan permainan gitar di dalamnya yang mampu membangkitkan mood untuk melepaskan kemarahan gw di dalam hati. Dengan tambahan pengaruh dari Heineken, maka sulit bagi gw melupakan hari yang luar biasa ketika The Kill berhasil menyentuh relung hati gw yang hancur kala itu.

Awalnya gw menginterpretasikan lirik lagu ini mengisahkan tentang seseorang yang berbicara kepada kepada kekasihnya tentang relasi mereka. Tentang suatu relasi yang sudah mencapai titik jenuh dimana seseorang ini merasa sudah letih dengan hubungan dia dan kekasihnya, akan tetapi seseorang ini sudah berusaha sangat-sangat keras untuk menjadi sosok yang diinginkan kekasihnya walau situasi di antara mereka ternyata tidak berubah. Well, setelah memahami lebih dalam tentang lirik lagu ini, membaca interpretasi dari orang-orang lain, serta melihat konsep dari video klip lagu ini, The Kill lebih dari sekedar lagu yang berbicara tentang relasi antar sepasang kekasih. 
Makna lagu ini adalah tentang pemenangan terhadap diri sendiri.
Tentang "menjadi diri sendiri".
Lagu ini memberikan pesan yang dalam mengenai sejauh apapun kamu ingin berusaha menjadi sesosok yang berbeda, pada akhirnya sesosok itu hanyalah manifestasi kamu dari sosok yang sebenarnya tidak kamu inginkan tetapi orang lain inginkan. Mars berteriak kepada kamu, bahwa inilah diri kita yang sesungguhnya.
Esensi dari lirik lagu ini pada akhirnya semakin jelas.
Menerima diri ini sendiri bagi sebagian orang adalah hal yang sulit, apalagi ketika kita telah mengalami hal-hal yang sulit diterima oleh akal kita sehingga membuat kita berusaha bertindak "menjadi sosok yang lain". Tetapi lagu ini menawarkan "cara" bagi diri ini untuk ikhlas menerima segalanya. Ihklas untuk meneriakkan kegelisahan kita untuk membunuh perasaan marah yang tidak tentu arah.

The Kill pada akhirnya telah menjadi kontemplasi bagi diri saya pribadi.
Telah membuat saya empati terhadap sisi emosional dari Jared Leto yang telah mengarang lagu ini.
Terutama, telah membuat saya mempunyai cara baru untuk self-healing ketika saya merasa telah menjadi sosok yang berbeda dan hal ini memancing kemarahan dari lubuk hati saya yang tidak bisa menerima hal ini.
Please Enjoy, THE KILL.

Trivia:
Konsep video klip lagu THE KILL, terinspirasi dari film THE SHINING (1980) karya Stanley Kubrick. Bagi kamu yang dapat memahami perasaan tokoh yang diperankan Jack Nicholson di film tersebut, kamu mungkin saja bisa menangkap korelasi dari perasaan tokoh tersebut dengan lirik lagu ini sendiri. :)

3 komentar:

Damgir99Ferdinand mengatakan...

Sama persis bro.. Kalo ane pertama jatuh cinta dari lagu from yesterday. Itupun liriknya membingungkan .. Tapi yg gue suka musik 30 mars itu powerfull.. Eh rambat merambat ke attack.. Trs penasaran ke the kill deh.
Hehe.. Thkns gan udh share maknanya jadi gak repot nyarinya :D

ar mengatakan...

Kalo gua, lagu mars yg pertama kali.gua dengerin itu closer to the edge. Gua langsung jatuh cinta sama lagunya, trus gua search lagi deh lagu lagu yg lain. Alhasil gua jadi pecinta 30s to mrs. Hehehhe

Unknown mengatakan...

Sekarang udah beda